Kamis, 02 Desember 2010

Soeharto Sosok Jenderal Kontroversial

Nama Jenderal Soeharto dalam kancah sejarah Indonesia tidak bisa dilupakan begitu saja. Betapa tidak, dialah presiden RI yang menjabat paling lama yakni 30 tahun. Terlepas dari kontroversi gaya kepemimpinannya, Soeharto adalah Presiden Republik Indonesia yang cukup tersohor. Manuver-manuver politik Presiden Soeharto sungguh mencengangkan dan sikap otoriternya yang menjadi bahan perbincangan para sejarawan hingga hari ini.

Soeharto disebut-sebut sebagai bapak pembangunan di Indonesia, namun sebagian menganggap gaya kepemimpinan Soehartolah yang mengakibatkan Indonesia terpuruk hingga hari ini. Dia dicaci, tetapi juga dipuji.
Begitulah Soeharto, terus melahirkan kontroversi. Bahkan hingga hari ini, gelar Soeharto sebagai pahlawan nasional masih terus saja menuai reaksi pro dan kontra. Bahkan, beberapa orang meragukan kiprahnya yang selama ini tercatat dalam sejarah.
Anak Petani
Tidak ada yang menyangka jika Soeharto, yang kelak menjadi Presiden kedua Republik Indonesia lahir dari sosok ayah seorang petani dan pembantu lurah yang bernama Kertosudiro, dalam hal pengairan sawah. Ayahnya bernama Pramono dan ibunya bernama Sukirah. Pak Harto kecil lahir di daerah Kemusuk, Yogyakarta, pada 8 Juni 1921.
Usia delapan tahun ia sudah masuk sekolah, tetapi seringkali berpindah-pindah. Awal masuk Soeharto bersekolah di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lantaran pindah rumah, Soeharto pindah ke SD Pedes, Kemusuk Kidul. Tak lama, sang lurah Kertosudiro kembali memindahkan orang tua Soeharto ke Wuryantoro. Begitulah Soeharto menjalani pendidikanya yang selalu berpindah-pindah.
Menikah
Hingga pada 1941 terpilihlah Soeharto sebagai prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah dan resmi menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada 5 Oktober 1945. Dua tahun berselang, tepatnya pada 1947, Soeharto pun menyunting gadis bernama Siti Hartinah yang tak lain adalah putri pegawai Mangkunegaran.
Pesta pernikahan digelar pada 26 Desember 1947 di kota Solo di mana saat itu umur Soeharto adalah 26 tahun dan Hartinah berusia 24 tahun. Dari pernikahan itu, mereka melahirkan enam anak yang terdiri dari putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra, dan Siti Hutami Endang Adiningsih.
Berawal dari Sersan
Soeharto kemudian menapaki karirnya di dunia militer. Bahkan juga dunia politiknya kelak. Di ranah militer, Soeharto menapaki karirnya dari pangkat sersan tentara KNIL. Atas prestasinya, ia kemudian diamanahi sebagai komandan PETA.
Selanjutnya, menjadi Komandan Resimen dengan pangkat Mayor, juga Komandan Batalyon berpangkat Letkol. Dalam catatan sejarah, konon pada pada 1949, Soeharto berhasil memimpin pasukannya dalam rangka merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan para penjajah Belanda. Selain itu, ia juga pernah dipercaya sebagai pengawal Panglima Besar Jendral Sudirman dan menjabat Panglima Mandala dalam kasus pembebasan Irian Barat.
Menjadi Presiden
Tepat pada 1 Oktober 1965 meledaklah insiden G-30-S/PKI. Untuk menangani semua ini, Soeharto kemudian mengambil alih pimpinan di badan Angkatan Darat. Selain itu, oleh presiden Soekarno ia juga dikukuhkan menjadi Pangad dan ditunjuk sebagai Pangkopkamtib.
Selanjutnya, meski ini masih menjadi perdebatan yang tak pernah selesai, pada Maret 1966, Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno yang kemudian dikenal dengan supersemar yang isinya meminta Soeharto mengembalikan stabilitas keamanan dan ketertiban di Indonesia.
Selanjutnya, terkait situasi politik yang kian memburuk maka digelarkan sidang istimewa MPRS pada Maret 1967 dan menghasilkan penunjukan Soeharto sebagai Pejabat Presiden dan setahun kemudian dikukuhkan sebagai presiden ke-dua RI.
Sejak saat itulah, Soeharto mampu melanggengkan masa kepemimpinannya lebih dari tiga dasawarsa lewat enam kali Pemilihan Umum. Hingga reformasi menggulingkannya untuk segera mengundurkan diri pada 21 Mei 1998. Begitulah Soeharto menjadi kontroversi.




Di Kutip dari :
www.AnneAhira.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar